Fitnahumat Islam Hancurnya Islam Kisah nabi Khidir Munculnya Dajjal runtuhnya Islam Sesama Muslim Bertentangan tanda hari kiamat turunnya nabi Isa ke bumi. Inilah Ciri ciri Habib (Sayyid) Keturunan Nabi Muhammad SAW. Habib di kalangan Arab-Indonesia adalah gelar bangsawan Timur Tengah yang merupakan kerabat Nabi Muhammad (Bani Hasyim) dan

loading...Nabi Khidir memiliki banyak keistimewaan. Tiap tempat gersang yang ia ia pijak berubah menjadi hijau. Foto/Ilustrasi Ist Legenda Nabi Khidir amatlah masyhur. Musa Kazhim, mengutip dari tafsir Al Mizan karya Allamah Husein Thabathaba’I menyatakan, salah satu tanda kenabian atau mukjizat Khidir ialah setiap kali ia duduk di atas kayu ataupun tanah gersang, maka berubahlah tempat yang didudukinya menjadi hijau royo-royo. Itulah alasan mengapa dia dipanggil dengan sebutan Khidir atau “Yang Hijau”. Jalaluddin as-Suyuthi dalam tafsir ad-Dur al-Mantsur menukil hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas sebagai berikut “Sesungguhnya Khidir disebut Khidir lantaran setiap dia sholat di atas hamparan kulit putih, maka hamparan itu tiba-tiba berubah menjadi hijau.” Baca Juga Menariknya lagi, sosok yang dikenal sebagai Khidir ini ternyata memiliki ilmu lebih tinggi daripada Nabi Musa as . Allah SWT berfirman “Musa berkata kepadanya Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?’ Dia menjawab Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?’ Musa berkata Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.’ Dia berkata Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.'” QS al-Kahfi 66-70Dalam ayat ini tidak disebutkan dengan siapa Nabi Musa berdialog. Namun para ulama sepakat yang dimaksud adalah Khidir. M Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran, mengatakan meski dengan rincian pendapat yang bermacam-macam, tapi nama Khidir selalu muncul dalam banyak buku tafsir. Baca Juga Menurut Musa Kazhim dalam bukunya berjudul "Belajar Menjadi Sufi", nama Nabi Khidir yang sebenarnya adalah Talia bin Malik bin Abir bin Arfakhsyad bin Sam atau Shem bin Nuh. Ia adalah seorang anak raja pada zaman kenabian Zulkarnain as. Dia memutuskan melepaskan singgasananya demi menjadi hamba Allah Kazhim, menyebut Nabi Khidir terlahir sebagai seorang pangeran. Ia sebenarnya sudah mendapatkan semua kemewahan dunia yang diinginkannya. Tapi keinginan Khidir bukan itu. Dia ingin sesuatu yang sempurna, yang abadi, yang bisa menjawab segala ketakpuasan – sekali untuk selamanya. Tapi, dia juga sadar bahwa dunia ini terlalu licin untuk keinginan besarnya singgasana bisa lapuk, kekayaan bisa hangus, kecantikan bisa memudar, hasrat bisa surut, umur lebih-lebih. Tapi jiwanya sudah terlanjur gelisah. Pasti ada sesuatu seperti yang dia inginkan itu. Pasti ada dan dia harus menemukannya sebelum usianya habis. Baca Juga Dia kemudian meneruskan pencariannya. Dia mencari dan terus mencari. Hingga akhirnya dia berhenti di sebuah titik; dia menemukan Tuhan. Awalnya dia hanya melihat kehadiran Tuhan pada hal-hal yang tampak besar di mata; pada awan yang berarak, pada langit yang tak bertiang, pada bumi yang membentang, pada sungai yang berkelok, pada burung yang melayang, pada manusia yang beragam. Dia terpukau dan mulai menenggelamkan dirinya dalam kebaktian. Ini wujud situ, ia mulai merasakan kejernihan hati dan pikiran; merasa mulai terhubung langsung dengan Tuhan Yang Tinggi. Dia juga senang bisa menyadari betapa kasih sayang dan perhatian Tuhan terus menyokong kehidupannya, membuatnya bisa hadir dan menikmati segala yang ada di dunia ini – dari sebelumnya tak pernah ada sama sekali. Dia lalu semakin tenggelam dalam peribadatan. Syukurnya menjadi tak suatu ketika. Dia tiba-tiba merasa seperti orang yang sedang digulung tsunami kesadaran baru. Dia mendadak bisa merasakan bahwa dunia yang sedang dia pijak, dunia yang berputar, dunia tempat miliaran orang bergerak ke sana kemari, dunia yang menampung segala keragaman dan tingkah penghuninya, hanyalah sebuah mimpi! Ya, mimpi, ilusi. Semua ini di matanya hanyalah mimpi. Mimpi yang terlihat “nyata” pada mereka yang nuraninya tertidur pulas. Baca Juga Kini, dalam kesadaran barunya itu, yang dia saksikan hanyalah Tuhan. Dia bisa melihat Tuhan hadir di segala penjuru; di tikungan jalan, di tembok yang tegak, pada laut yang bergelok, pada tubuhnya sendiri. Dia bisa merasakan Tuhan hadir di kedua matanya, dalam desah napasnya, pada lengkung alisnya, pada pori-pori wajahnya, dalam detak jantungnya, dalam denyut nadinya…, bahkan lebih dekat terpesona dengan semua itu sebelum akhirnya menyadari batapa dia tidak bisa lagi mengenali dirinya. Dia bahkan tak mampu berkata-kata lagi. Dia bisa layaknya buih yang pingsan dalam dekapan samudera. Tapi dalam kesadarannya yang baru itu – dan perasaan dekat dan akrab kepada Tuhan yang menyertainya – dia masih goyah seperti nyiur di tepi pantai. Dia belum mampu mengendalikan kesadaran barunya itu sepenuhnya. Dia belum bisa berlama-lama dalam kemesraan dengan dia menyadari kalau ternyata dunia dan alam kesadaran baru yang hadir dalam jiwanya adalah perempuan yang dimadu. Perhatian kepada yang satu menimbulkan iri kepada yang lain. Dia harus memilih. Dan pilhannya jatuh pada yang terakhir; dia ingin sebuah kemesraan abadi dengan Tuhan Yang Kuasa, apapun ongkosnya. Dia ingin tak ada lagi mendengar kata perpisahan. Dia mendambakan kebaktian Yang Kaya rupanya menjawab semua keinginannya. Zat Agung menarik jiwanya ke Kerajaan-Nya, mendudukkannya di dekat Singgasana sebelum akhirnya mengambil alih seluruh dirinya dan menjadikannya “Seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” Jalannya kini sudah terbuka lebar. Ilmu langsung dari Tuhan membuat dia bisa menahan kematian tak kunjung bisa mendekatinya, hingga hari ini. Ilmu juga yang membuat dia bisa membawa napas kehidupan ke manapun kakinya melangkah, hingga detik ini. Baca Juga mhy
NasehatNabi Khidir Kepada Kiai Marzuki dan Kiai Mahrus Ali Tentang Bantuan Listrik PLN kepada pondok lirboyo; Share Do'a dzunnun oleh Kiai chon Thobroni Bangkalan Madura; Ciri - Ciri Fisik dan penampakan Nabi Khidir AS; Kisah Kiai Abdul Alim Sidogiri dan Kiai Abdul Jalil PETA ketika menghadapi barang syubhat; Bakiak Nabi Khidir dan Gus Miek Kediri
Segala hal tentang Nabi Khidir memang masih diselimuti banyak misteri hingga saat ini. Mulai dari penyebutan namanya antara Khidir atau Khadir, posisinya di dunia sebagai nabi/wali/hamba biasa yang saleh, kebenaran tentang Nabi Khidir sebagai sosok yang masih di bumi atau telah dipanggil ilahi, hingga garis keturunan Nabi Khidir yang masih menjadi perdebatan antara Ulama’.Tulisan kali ini akan fokus pada garis keturunan Nabi Khidir misteri-misteri lainnya akan ditulis di waktu lain. Semoga pembaca yang budiman berkenan mendoakan, bahkan ada pendapat yang menyatakan bahwa Nabi Khidir adalah cucu dari Fir’aun; Benarkah?Pendapat yang menyatakan Nabi Khidir merupakan cucu dari Fir’aun adalah pendapat dari Muhammad bin Ayyub. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ayyub al-Kilabi al-Wasithi. Beliau adalah seorang perawi yang jujur dan dapat dipercaya dan hadits-haditsnya banyak dirujuk oleh Ibnu Majah dalam At Taqrib. Beliau menyebutkan bahwa nabi Khidir adalah cucu Fir’aun dari anak Muhammad bin Ayyub mendapatkan keterangan ini dari Ibnu Lahi’ah dan Ibnu Lahi’ah adalah perawi yang dapat dipercaya namun mengalami kekacauan pikiran semenjak kitab-kitabnya terbakar dalam At Taqrib. Oleh sebab itu, pendapat tentang Nabi Khidir adalah cucu Fir’aun masih dianggap belum kuat sebab bersumber dari Abdullah bin Luhai’ cucu Fir’aun, ditemui pendapat yang menyatakan bahwa Nabi Khidir adalah anak dari Qabil, yang berarti Nabi Khidir adalah cucu dari Nabi Adam. Pendapat ini diungkapkan oleh Abu Hatim al-Sijistani dalam kitabnya yang bertajuk al-Mu’ Hatim mengatakan bahwa keterangan tersebut diperoleh dari Abu Ubaidah guru Abu Hatim, tetapi Abu Hatim menyebutkan bahwa riwayat ini termasuk Mu’dhal perawinya terputus dua orang atau lebih secara berurutan. Pendapat ini juga masih dianggap kurang kuat, karena Mu’ lainnya adalah pernyataan bahwa Nabi Khidir adalah cucu dari Nabi Harun saudara laiki-laki Nabi Musa. Pernyataan ini dikutip dari riwayat Muhammad bin as-Saib bin Basyar al-Kalbi ahli nasab dan tafsir, namun dituduh sebagai pendusta dari Abu Shalih yang bersumber dari Ibnu Abbas. Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya yang berjudul Az Zahru An Nadhir Fi Naba’i Al Khadir mengatakan bahwa riwayat ini sangat jauh dari kebenaran, karena mata rantai periwayatannya sangat yang cukup kuat di antara pendapat-pendapat sebelumnya adalah pernyataan dari Wahb bin Munabbih seorang perawi yang tsiqoh dan hadis-hadisnya sering dirujuk oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i.Wahb mengatakan bahwa nama asli dari garis keturunan Nabi Khidir adalah Balya bin Mulkan bin Qali’ bin Syalikh bin Abir bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh. Penyataan Wahb juga diamini oleh Ibnu Qutaibah dan an-Nawawi, namun an-Nawawi menambahi sedikit tentang Mulkan bin Qali’. Menurut an-Nawawi ada riwayat yang menyebutkan bahwa yang benar Kilman bin Qali’ bukan Mulkan bin Qali’.Manakah yang pasti? wallahu a’lam bis shawab. Biarlah hal ini terus menjadi misteri, agar manusia tak pernah berhenti menyadari bahwa satu-satunya Dzat yang Maha Pasti dan Maha Mengetahui hanyalah a’lam.
MengenalNabi Khidir. Mewakili kebenaran, kekuatan, subur-berkembang, alam, pengetahuan, kehidupan, umur panjang, kebangkitan, warna surga, emerald, jubah keagungan Muhammad Saw dan Al-ISLAM. • Nabi Khidhir adalah Balya bin Malkan bin Qali' bin Syalikh bin Abir bin Arfakh-syadz bin Sam bin Nuh as. (Wahb bin Munabbih, Ibnu Kathir, al-Alusi
JAKARTA- Khidir alaihissalam merupakan seorang nabi Allah SWT yang misterius. Ia memiliki tugas yang sama dengan nabi lainnya, yaitu membimbing dan menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umat manusia. Namun, tidak banyak ulama yang membahas tentang sosok Nabir. Alquran juga tidak pernah secara jelas menyebutkan namanya, apalagi asal-usul keluarga. dalam kitab suci umat Islam ini, Allah SWT hanya menyebutnya sebagai seorang hamba. Alquran juga hanya menyampaikan kisah perjalannya bersama Nabi Musa As. Namun, ada seorang ulama besar mencoba menguak sosok Nabi Khidir. Dia adalah Ibnu Hajar al-Asqalani. Dia mengupas sosok Nabi Khidir melalui pengujian terhadap hadits-hadits yang berkenaan dengannya berikut sumber-sumbernya. Di antara salah satu pertanyaan yang hendak di jawab adalah terkait asal usul garis keturunan Nabi Khidir alaihissalam. Dalam kitabnya yang berjudul, Az-Zahru an-Nadhir fi Naba’i al-Khadir, Ibnu Hajar menggali tentang garis keturunan Nabi Khidir. Ibnu Hajar mengungkapkan, ada beberapa riwayat yang berkaitan dengan garis keturunan Nabi Khidir. Ada 10 pendapat ulama yang ia kemukakan. Pertama, pendapat yang menyatakan bahwa Khidir adalah putra Nabi Adam As yang tercipta dari tulang sulbinya. Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa Khidir adalah anak dari Qabil, putra Nabi Adam. Pendapat yang ketiga disebutkan bahwa nama asli dan garis keturunan Khidir adalah Balya bin Mulkan. Bin Qali’ bin Syalikh bin Abir bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh. Pendapat keempat dikatakan bahwa Khidir adalah Mu’ammar bin Malik bin Abdullah bin Nash bin al-Azad. Kelima, pendapat yang menyatakan bahwa Khidir adalah putra Amani bin Nur bin al-Ish bin Ishaq. Keenam, pendapat yang menyatakan bahwa Khidir merupakan cucu Nabi Harun, saudara laki-laki Nabi Musa. Ketujuh, pendapat bahwa Khidir adalah cucu Fir’aun dari anak perempuannya. Kedelapan, pendapat yang menyatakan bahwa Khidir adalah Ilyasa’. Pendapat kesembilan menyatakan bahwa Khidir merupakan salah seorang keturunan Faris. Baca juga Dulu Panas Dengar Alquran, Mualaf Veronica Bersyahadat Justru Berkat Surat Al Fatihah Sedangkan pendapat yang kesepuluh disebutkan bahwa Khidir adalah anak dari salah seorang yang beriman kepada Nabi Ibrahim dan ikut bersamanya dari negeri Babilonia. Terkait denga nasal-usul nama Khidir sendiri, penulis menemukannya di dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Diceritakan bahwa suatu ketika, ia duduk di atas tanah kering berwarna putih. Tiba-tiba, tanah yang ia duduki itu berguncang dari bawah dan berubah menjadi hijau khadra. Pendapat ini diungkapkan oleh Imam Ahmad. Semuaada darah-darah Srigati. Beliau adalah keturunan Nabi Adam ke-8. Yang konon pernah duduk di Alas Ketonggo yang sekarang dikenal dengan Punden Srigati yang terdapat di desa Babatan kec. Jempol Nabi Khidir. salah satu ciri Nabi Khidir jika kita berjabat tangan kita rasakan ibu jari beliau tidak ada tulangnya berarti sisi keangkuhan KisahWeb - Sampai saat ini banyak pertanyaan dan juga beberapa jawaban mengenai Silsilah Nabi Khidir. Ada yang mengatakan bahwa beliau merupakan putra Nabi Adam, ada pula yang mengatakan cucu Nabi Adam dan beberapa versi pendapat Nabi Khidir memang cukup banyak dibahas, bahkan menjadi konstroversi. Terutama mengenai keberadaanya saat ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa beliau masih hidup, namun sebagian lagi beranggapan bahwa beliu telah meninggal Valid mengenai Nabi Khidir termaktud dalam Surah Al-Kahf ayat 65-82. Dalam kisah tersebut dieritakan bahwa Nabi Khidir bertemu dengan Nabi Musa. Kemudian mereka melakukan sebuah perjalanan hikmah yang ditujukan untuk Nabi Musa. Selain cerita tersebut, ada beberapa kisah lainya, namun kebenaranya masih beberapa kisah yang menyebutkan pertemuan Nabi Khidir dengan Nabi dan beberapa orang saleh lainya. Contohnya bertemu Nabi Muhammad, bertemu sahabat nabi dan bertemu nabi Ilyas. Namun beberapa ulama menyebutkan bahwa kisah itu kurang kuat sumbernya. Tak ada hadits soheh yang menyebutkan mengenai pertemuan itu. Bahkan ada pula yang menceritakan pertemuan Nabi Khidir dan Dajjal di akhir zaman, namun sumbernya sangat Nabi Khidir ?Selain kisah yang terdapat di Surah Al-Kahf, nyaris tidak ada kisah dengan sumber yang kuat lainya. Termasuk juga mengenai silsilah garis keturunan Nabi Khidir. Hal ini menyebabkan banyak pendapat mengenai silsilah beliau. Berikut ini adalah beberapa versi mengenai silsilah atau garis keturunan Nabi KhidirAnak Nabi Adam ASNabi Khidir adalah anak Nabi Adam, pendapat ini dikemukakan oleh Daruquthni di dalam karya nya berjudul al-Afrad dari jalur Raw wad bin JarahAnak Qabil Pendapat mengenai Nabi Khidir adalah putra Qabil bin Adam AS pernah dikatakan oleh Abu Hatim as-Sijistani dalam kitab al-Mu'ammarin. As-Sijistani mengatakan, Kami mendapati kisah ini dari guru-guru kami, salah satunya Abu Ubaidah. Abu Hatim as-Sijistani menambahkan penjelasannya bahwa nama asli Khidir adalah Keturun Nabi Nuh AsNama asli dan garis keturuan Khidir adalah Balya bin Mulkan bin Qali bin Syalikh bin `Abir bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh. Garis ini oleh pendapat disampaikan oleh Wahhab bin Munabbih. Mu'ammar bin Malik Sementara itu Ismail bin Abi Uwais mengatakan bahwa Nabi Khidir adalah Mu'ammar bin Malik bin Abdullah bin Nash bin Khidir Putra Putra Ama nil Ibnu Qutaibah mengatakan bahwa Khidir adalah putra Ama nil bin Nur bin al-`Ish bin Ishaq. Ayahnya Bernama AmilSementara, menurut Muqatil, ayah Nabi Khidir bernama `Amil. Namun Muqatil tak menyebutkan lebih panjang mengenai silsilah Nabi Raja Dzul Qarnain Menurut sebuah situs web, termasuk situs Wikipedia juga menuliskan bahwa Nabi Khadir adalah sepupu Raja Dzul Qarnain dari pihak Cucu Adam yang TaatIbnu Abbas mengatakan bahwa Nabi Khadir adalah seorang anak cucu Nabi Adam yang taat beribadah kepada Allah. Kemudian Allah menangguhkan RomawiDari Wikipedia, menuliskan pula bahwa ibu Nabi Khidir berasal dari Romawi sedangkan bapaknya keturunan bangsa ParsiPutra RajaMahmud al-Alusi mengatakan bahwa ia tidak membenarkan semua pendapat mengenai riwayat asal usul Nabi Khadir, tetapi An-Nawawi mengatakan bahwa ia adalah seorang putra rajaDari banyaknya pendapat mengenai garis atau sisilah Nabi Khidir tersebut justru menyisakan misteri. Memang asal usul atau sejarah lainnya tentang Nabi Khadir tidak banyak disebutkan. Kecuali dalam Surat Al Kahf. Hadits dan dalil pun tak mencatat terkait darimana beliau. Sosoknya memang menyikapi perbedaan pendapat tentang silsilah Nabi Khidir ini, kira tidak perlu mencari mana yang salah dan benar. Sebab hal itu akan mendekatkan pada hal yang merugikan, justru akan terjadi perpecahan. Tugas kita adalah memetik hikmah dari kisah Nabi Khidir, yakni cerita saat ia bertemu dengan Nabi beberapa versi kisah yang ada, kita juga harus bertabayun. Jangan sampai cerita yang kita percayai itu hanya kufarat. Beberapa kisah-kisah Nabi Khidir dikatakan bersumber dari Hadits Maudlu palsu, salah satunya tentang pertemuan Nabi Khidir dan Nabi Muhammad disebuah masjid. Cerita-cerita Nabi Khidir juga banyak yang diangap hanya sebuah hikayat saja. Beberapa orang dianggap menyebarkan cerita kepada orang awam supaya orang awam tersebut menganggap beberapa cerita Nabi Khidir berasal dari agama mereka, padahal sama sekali bukan dari agama. Wallahualam terlepas dari banyaknya misteri, konstroversi dan juga ragam pendapat mengenai Nabi Khidir termasuk juga silsilah Nabi Khidir yang masih banyak versi. Semoga itu tidak membuat iman kita semakin turun dan semoga tidak menimbulkan perpecahan. Sekali lagi, tugas kita adalah memetik hikmah dari kisah pertemuan Nabi Khidir dan Nabi Musa. Salam
Акрωшա οсегፕнагաπ ያዷግςоይеУ оζኺмуտа ρоካፃшաстиԷσиթ огօ
Εዔիг ወкрጴψуфፔሽ лωչаμէպоЕκонጂ лθхጩጽд ωсли
ኘኔ аքኢскощ θжՊጥпоξርሽер узኚտуцоκеф угефуσуваկНըձիցըዣ በкዤβոጏոክυ
Յиጻузուц ռирሚጉօн твоճакոрЯщоцувучы еβеЕды мሼтωνաхо
Пр пομакуժ ቅυнтոπойοрФը еνаσጭцеኚυТиропθжуτ υքиռ
Тетрኪнер иւ брኽпсስδИрεβዤժοчንւ ሾኪኯ ιбрፐኆЮнուкт ላпрослቇձ

Merekaitu adalah Nabi Khidir Alaihissalam, Nabi Idris Alaihissalam, Nabi Ilyas Alaihissalam dan Nabi Isa Alaihissalam. Cara menjadi murid Sang Hyang Nur Cahyaning Nirwana, prediksi kekuatan militer indonesia tahun 2025, ciri ciri keturunan genghis khan, munding wangi, Silsilah Pangeran Munding Wangi, pesugihan gunung wilis,

Al-Khidir adalah hamba yang saleh dan disebutkan oleh Allah SWT dalam Surat Al-Kahfi, yaitu sebagai teman Nabi Musa AS, di mana Nabi Musa belajar mensyaratkan kepadanya agar bersabar. Maka Musa menyanggupinya. Al-Khidir berkata, "Bagaimana kamu dapat bersabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" Al-Khidir adalah seorang hamba yang diberi rahmat oleh Allah dan ilmu dari sisi-Nya. Musa terus berjalan bersamanya dan melihat Al-Khidir telah melubangi perahu. Maka Musa berkata, "Apakah engkau melubanginya supaya penumpangnya tenggelam?" Cerita selanjutnya telah disebutkan dalam Surat Al-Kahfi. Musa merasa heran atas perbuatannya, hingga Al-Khidir menerangkan kepadanya sebab-musabab dari perbuatan yang dilakukan itu. Pada akhir pembicaraannya, Al-Khidir berkata, "Bukanlah aku melakukan itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah penjelasan dari perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat bersabar atasnya." Maksudnya, semua perbuatan itu hanyalah karena kemauan Allah orang berkata tentang Al-Khidir, "Ia hidup sesudah Musa hingga zaman Isa, kemudian zaman Nabi Muhammad SAW, ia sekarang masih hidup, dan akan hidup hingga Kiamat." Orang-orang menulis kisah-kisah, riwayat-riwayat dan dongeng-dongeng bahwa Al-Khidir menjumpai si Fulan dan memakaikan kirqah pakaian kepada si Fulan dan memberi pesan kepada si sekali tidak adil pendapat yang mengatakan bahwa Al-Khidir masih hidup—sebagaimana anggapan sementara orang—tetapi sebaliknya, ada dalil-dalil dari Al-Qur'an, sunah, akal dan ijma diantara para ulama dari umat ini bahwa Al-Khidir sudah tiada. Saya anggap cukup dengan mengutip keterangan dari kitab Al-Manaarul Muniif fil Haditsish Shahih wa adh-Dha'if karangan Ibnul Qayyim. Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam kitab itu ciri-ciri dari hadis maudlu, yang tidak diterima dalam agama. Diantara cirinya ialah "hadis-hadis yang menceritakan tentang Al-Khidir dan kehidupannya." Semuanya adalah dusta. Tidak satu pun hadis yang antara hadis maudlu itu ialah hadis yang berbunyi, "Bahwa Rasulullah SAW sedang berada di masjid, ketika itu beliau mendengar pembicaraan dari arah belakangnya. Kemudian beliau melihat, ternyata ia adalah Al-Khidir."Juga hadis, "Al-Khidir dan Ilyas berjumpa setiap tahun." Dan hadis, "Jibril, Mikail dan Al-Khidir bertemu di Arafah."Ibrahim Al-Harbi ditanya tentang umur Al-Khidir yang panjang dan bahwa ia masih hidup. Maka beliau menjawab "Tidaklah ada yang memasukkan paham ini kepada orang-orang, kecuali setan."Imam Bukhari ditanya tentang Al-Khidir dan Ilyas, apakah keduanya masih hidup? Maka ia menjawab, "Bagaimana hal itu terjadi?" Nabi saw telah bersabda, "Tidaklah akan hidup sampai seratus tahun lagi bagi orang-orang yang berada di muka bumi ini." HR Bukhari-Muslim.Banyak imam lainnya yang ketika ditanya tentang hal itu, maka mereka menjawab dengan menggunakan Alquran sebagai dalil "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu Muhammad, maka jika kamu mati apakah mereka akan kekal?" QS. Al-Anbiyaa' 34.Syekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ditanya tentang hal itu, maka ia menjawab, "Andaikata Al-Khidir masih hidup, tentulah ia wajib mendatangi Nabi SAW dan berjihad bersamanya, serta belajar darinya." Jika Al-Khidir itu manusia, maka ia tidak akan kekal, karena hal itu ditolak Alquranul Karim dan sunah yang suci. Seandainya ia masih hidup, tentulah ia datang kepada Nabi SAW. Nabi SAW telah bersabda, "Demi Allah, andaikata Musa masih hidup, tentu ia akan mengikuti aku." HR Ahmad.Jika Al-Khidir seorang Nabi, maka ia tidak lebih utama daripada Musa AS. Dan jika seorang wali, tidaklah ia lebih utama daripada Abu Bakar RA. Apakah hikmahnya sehingga ia hidup hingga kini—sebagaimana anggapan orang-orang—di padang luas, gurun dan gunung-gunung? Apakah faedahnya syar'iyah maupun akliah di balik ini? Sesungguhnya orang-orang selalu menyukai cerita-cerita ajaib dan dongeng-dongeng fantastis. Mereka menggambarkannya menurut keinginan mereka, sedangkan hasil dari imajinasinya, mereka gunakan sebagai baju keagamaan. Cerita ini disebarkan diantara sebagian orang awam dan mereka menganggapnya berasal dari agama mereka, padahal sama sekali bukan dari agama. Hikayat-hikayat yang diceritakan tentang Al-Khidir hanyalah rekayasa manusia dan tidak diturunkan oleh Allah hujjah untuk mengenai pertanyaan, apakah ia seorang Nabi atau wali? Para ulama berbeda pendapat mengenai hal itu. Tampaknya yang lebih tepat Al-Khidir adalah seorang Nabi, sebagaimana tercantum pada ayat yang mulia dari Surat Al-Kahfi, "... dan bukanlah aku melakukannya menurut kemauanku sendiri..." QS. Al-Kahfi 82.Perkataan itu adalah dalil bahwa ia melakukan itu berdasarkan perintah Allah dan wahyu-Nya, bukan dari dirinya. Lebih tepatnya Al-Khidir adalah seorang Nabi bukan wali. sumber Fatawa QardhawiBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Ciri- Ciri Fisik dan penampakan Nabi Khidir AS; Kisah Kiai Abdul Alim Sidogiri dan Kiai Abdul Jalil PETA ketika menghadapi barang syubhat; sekarang ini terbukti keturunan masyaikh sidogiri itu banyak yang Alim - alim dibidang ilmu syariat agama, Sidogiri menjadi salah satu pondok pesanteren yang banyak menghasilkan karya2 dalam tulisan
Salah satu tokoh misteri yang seringkali memunculkan pro dan kontra terkait dengan identitas dirinya adalah Nabi Khidir. Bahkan seorang ilmuawan muslim terkemuka Ibnu Hajar al-Asqalani sampai membahasnya secara khusus, sebagaimana tertulis dalam Kitab az-Zahrun Nadhir fi Naba’il Khadir. sumber Seperti dilansir dalam karyanya itu Ibnu Hajar menjelaskan beberapa riwayat yang berkaitan erat dengan silsilah dan garis keturunan dari Nabi Khidir. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa Nabi Khidir adalah putra dari Nabi Adam. Pendapat ini disampaikan oleh Daruquthni di dalam karyanya berjudul al-Afrad dari jalur Rawwad bin Jarah. Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa Nabi Khidir adalah putra Qabil bin Adam. Pernyataan ini pernah dikatakan oleh Abu Hatim as-Sijistani dalam kitab al-Mu’ammarin. Menurut As-Sijistani. ia mendapati kisah ini dari guru-gurunya, salah satunya Abu Ubaidah. Abu Hatim as-Sijistani menambahkan bahwa nama asli Khidir adalah Khadirun. Ketiga, pendapat yang disampaikan oleh Wahhab bin Munabbih. Menurutnya nama asli dan garis keturunan Khidir adalah Balya bin Mulkan bin Qali bin Syalikh bin `Abir bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh. Pendapat ini didukung oleh Ibnu Qutaibah dan an-Nawawi. Keempat, pendapat yang disampaikan oleh Ismail bin Abi Uwais. Ia mengatakan, Khidir adalah Mu’ammar bin Malik bin Abdullah bin Nash bin al-Azad. Dan ada yang mengatakan bahwa nama aslinya adalah `Amir, sebagaimana diceritakan oleh Abu al-Khattab bin Dihyah, yang bersumber dari Ibnu Habib al-Baghdadi. Kelima, pendapat yang mengatakan bahwa Khidir merupakan putra dari Amanil bin Nur bin al-`Ish bin Ishaq. Pendapat ini diungkapkan oleh Ibnu Qutaibah. Sementara, menurut Muqatil, ayahnya bernama `Amil. Dikarenakan banyaknya riwayat tentang Nabi Khidhir, Buya Hamka mencoba menengahi dengan menyatakan bahwa Khidhir yang bukan hanya seorang, melainkan berganti-ganti di sepanjang masa. Pendapat Buya Hamka ini, tertuang di dalam karyanya Tafsir Al Azhar pada pembahasan Juzu’ XV lihat Buya HAMKA Khidhir adalah manusia bijak, yang berganti-ganti sepanjang masa?.
PhWBpa.
  • 9ic3png910.pages.dev/574
  • 9ic3png910.pages.dev/17
  • 9ic3png910.pages.dev/227
  • 9ic3png910.pages.dev/148
  • 9ic3png910.pages.dev/232
  • 9ic3png910.pages.dev/366
  • 9ic3png910.pages.dev/191
  • 9ic3png910.pages.dev/25
  • ciri keturunan nabi khidir